2

Quest for Pregnancy

Bikin Game Gimana Caranya?

Pertanyaan ini biasa muncul pada saat sesi webinar. Tapi bayangkan jika pertanyaan ini muncul dari seorang dokter sub-spesialis infertilitas. Ya, inilah pertanyaan yang diajukan oleh dr Ruswana di sesi konsultasi pertama kami. Saking mindblowing-nya, saya sesaat bengong, sebelum menjawab: “pakai Unity 3D, Dok”.

Continue reading
5

First Surgery.. and Anniversary, too ^^

Kembali setelah hampir 3 bulan nggak ngeupdate ^^
Yosh, semoga masih dapet mood-nya. Hoho.. mau cerita apa yang terjadi di awal tahun yang challenging ini 😀

Setelah didiagnosa kelebihan estrogen sehingga mengakibatkan kista, saya dan suami diberi tanggal oleh dr. Wachyu untuk melakukan tindakan laparatomi di RSIA YPK Mandiri.
Dan tanggalnya adalah tanggal 7 Januari 2014, itu adalah H+1 anniversary.
Dan tanggal check-in di rumah sakitnya adalah tanggal 6 Januari 2014, jadi pas anniversary banget. It should be legendary!

Time flies so fast dan tiba-tiba saja udah tanggal 6 Januari 2014. Mama-papa dateng dari Malang, tante saya yang di Jakarta juga ikut dateng ke kontrakan buat menyemangati. Sorenya saya, suami, mama, dan papa pergi ke rumah sakitnya. Check in. Dapet kamar lengkap dengan TV kabel, Starworld dan How I Met Your Mother. Makanannya super enak dan banyak (7 kali makanan muncul tiap hari), mungkin disesuaikan dengan makanan ibu melahirkan dan menyusui. Sejahteraaaa…

Setelah makan-makan enak, malam harinya seorang perawat, namanya Mbak Nina, berkunjung untuk menjelaskan prosedur-prosedur yang akan dilewati keesokan harinya. Katanya biar nggak tegang… Ngaruh-ngaruh nggak ngaruh sih ke kesiapan mental.

Jam 11 malem, perawat lain berkunjung, memberi tahu bahwa waktu puasa makan-minum dimulai dan untuk membersihkan perut saya diberi obat pencahar. Obat pencaharnya berbentuk cair dan dimasukkan via anal. DIRECT HIT!  Obat ini mengakibatkan saya bolak-balik ke toilet sekitar 3 kali.. sungguh efektif 😀 Setelah itu saya tidur pulas..

happy anniversary, my dearest :*

Keesokan harinya, setelah sholat subuh saya diminta mandi lalu dipasangi infus. Sekitar pukul 6 pagi, saya digiring menuju ruang pemulihan menggunakan kursi roda. Di ruang tunggu, sambil tiduran saya melirik-lirik ke pasien yang sudah selesai operasi. They are alive!

Sampailah giliran saya memasuki ruangan operasi, ditemani Mbak Nina sang perawat yang mencoba mencairkan suasana.
Mbak Nina: wajahnya mirip ya ama suaminya
Saya: ah iya? 
Mbak Nina: tegang, ya?
Saya: *you don’t say* iya
Mbak Nina: saya juga pernah kok dioperasi kista
Saya: *tegang -1000*

Singkat cerita (emang aslinya nggak panjang juga sih), saya masuk ke ruang operasi. Di sana siap sang dokter anestesi. Anestesi yang diberikan adalah anestesi lokal, disuntik di tulang punggung. Tapi berasa sampai ke kaki. Kaki saya sempat merasa tersetrum saat dokter menyuntikkan cairan anestesi.

Setelah setengah badan saya mati rasa, saya dibantu untuk berposisi tidur. Nah, saat operasi pun dimulai. dr Wachyu dan dr. Cepi memasuki ruangan. Setengah badan saya ditutup dengan kain putih. Mirip di sinetron gitu, dipasang detektor detak jantung, kateter, dan oksigen buat bernafas. Bedanya adalah: saya bangun sepanjang operasi . Bagian perut saya terasa dipegang-pegang saja, padahal itu sebenarnya sedang disobek dan dibuka-buka. Hidup cairan anestesi >.<

Sepanjang operasi, saya merasa kedinginan sementara dokter anestesi secara periodik mengecek infus dan menambahkan morfin.

Tak lama, muncullah asap-asap dari balik kain putih. Entah apa yang terjadi, sepertinya benda dari tubuh saya dibakar menggunakan laser XD
Sekitar 45 menit, dr. Wachyu keluar dari balik kain putih dengan baju putih dan bercak darah. Saya melongok meja di samping jauh yang berisi benda-benda entah apa sementara terdengar suara: “penggaris mana, foto dulu!”. Sepertinya kista & mioma dari tubuh saya yang sedang ditaruh di meja itu. What an epic experience!

Operasi selesai 😀 Badan saya dilap oleh perawat dan saya dibawa ke ruang pemulihan. Karena kedinginan, saya diberi selimut hangat. Selimutnya diisi semacam gas sehingga benar-benar hangat.

Lalu, dua per dua anggota keluarga datang menjenguk di ruang operasi. Ada suami, mama, papa, mamah, papah, tante dan Mbak Esti. Senang dikunjungi, hehehe. Alhamdulillah lancar ^^

Sore setelah ashar, saya diantar kembali ke ruang inap. Belum boleh makan sampai keesokan hari. Belum boleh duduk juga tapi sudah dianjurkan untuk tiduran miring kiri dan kanan agar aliran darahnya lancar.

Cerita selanjutnya adalah cerita pemulihan dan post yang ini tampaknya sudah cukup panjang, jadi.. bersambung lagi sahaja.. hohoho

Achievement unlocked:

  • Check in rawat inap pertama kali
  • Tidur di kasur rumah sakit yang adjustable
  • Memakai obat pencahar anal
  • Memakai infus
  • Memakai kursi roda
  • Memakai obat anestesi
  • Memakai kateter
  • Memakai selang oksigen
  • Laparatomi
  • Memakai kasur roda
  • Memakai selimut hangat
  • Ulang tahun pernikahan pertama

 

8

Laparatomi.. FAQ

Oke, jadi setelah beberapa orang termasuk keluarga, teman, dan sesama pasien mengetahui bahwa saya akan melakukan laparatomi, beberapa pertanyaan muncul. Barangkali ada yang penasaran (ceileh penasaran), saya tulis di sini. Semoga bermafaat 😀

Q: sebenernya sakit apa sih?
A: ada 2 macam, kista coklat alias endometriosis dan miom. Kista coklat atau endometriosis ini merupakan kumpulan darah menstruasi yang tertinggal, penyebab endometriosis ini belum diketahui secara pasti. Sedangkan miom ini bentuknya daging, penyebab yang terjadi pada saya adalah terlalu banyaknya hormon estrogen.

Q: sakit, nggak?
A: tadi kan udah nanya sakit apa, kenapa sekarang nanya sakit atau nggak :)) Kalau sakit saat menstruasi, ya seperti di postingan sebelumnya, beberapa tahun yang lalu pernah merasa sakit. Saya pikir sakit itu wajar aja, setelah rajin berjalan kaki, rasa sakit itu hilang. Kalau sakit saat operasi, nggak ada sakit sama sekali, kan dibius.

Q: apa gejalanya?
A: kemungkinan gejala berupa siklus menstruasi yang pernah kacau 2 kali.. 2 kali doang sih dan pendarahan di hari non menstruasi selama sehari. Gejala yang tampak adalah belum kunjung hamil setelah menikah hampir setahun dengan usaha yang normal cenderung aktif. Yang tampak lainnya ya tampak waktu USG.

Q: kenapa nggak pakai pengobatan alternatif?
A: karena saya orangnya agak old-fashioned, saya memilih proven method

Q: memangnya nggak percaya dengan pengobatan alternatif dari Allah?
A: saya juga percaya bahwa ilmu kedokteran itu juga dari Allah.

Q: bukannya operasi laparatomi itu mahal?
A: uang kan datang dan akan kembali, kehidupan kan jadi satu yang tidak akan kembali adalah waktu. Dan seiring berjalannya waktu, kista dan miom juga akan membesar jika tidak segera diobati. Oleh karena itu, saya dengan dukungan keluarga, terutama tante yang pernah dioperasi serupa, memberanikan diri untuk segera dioperasi. InsyaAllah, setelah dioperasi, saya bisa mencari uang lagi untuk membeli beras dan sebongkah berlian :$

Q: nggak takut operasi?
A: bohong sih kalau saya bilang saya nggak takut. Tapi apalah arti ketakutan dibandingkan harapan untuk segera sembuh 😀

Q: gimana caranya agar bisa santai?
A: percaya bahwa Allah punya skenario yang terbaik untuk kita. Apa pun yang terjadi itu ada maksud dan tujuannya. Kalau nanti punya anak, mungkin Allah ingin menunjukkan seberapa berartinya seorang anak pada saya dan suami. Dan, in worst case, nggak bisa punya anak sekalipun, mungkin ada posisi lain di dunia yang Allah rencanakan untuk kami, misalnya menjadikan kami world traveller atau filantropis ternama di bidang anak-anak 😉
Saya juga sangat terbantu dengan cara dr.Nungky dan dr.Wachyu menyampaikan “kabar buruk” tanpa dramatisasi. Seolah kasus ini adalah kasus yang biasa terjadi. Dan memang benar endometriosis itu dialami 10% wanita pada usia 25-45 tahun. So ladies, periksa rutin yuk 🙂

Q: pernah nangis?
A: iya.. dua kali menangis sepulang dari dokter. Karena shock aja sih. Satu kali lagi, saya menangis setelah operasi karena merasa lemah dan tak berdaya. Ya tapi.. pada dasarnya manusia itu memang lemah dan tak berdaya. Alhamdulillah, saya merasa diingatkan T.T

Q: cerita waktu dioperasinya gimana?
A: wait for it 😉

Q: pesan-kesan?
A: semoga laparatomi ini semacem level boss sehingga setelah laparatomi ini selesai, saya bisa LEVEL UP! *tabur-tabur konfeti*

18

Lapar..wait for it..atomi

“Laparatomi”, berikut kata dr. Wachyu yang kami datangi dengan harapan si bapak dokter akan melakukan laparoskopi.

“Hooo..” saya mengangguk-angguk

“Jadi, menstruasinya minggu depan? Operasi sebelum itu ya?”

Jelegar!

“Kecepetan?”

Mari kita mulai dari awal cerita.

Pada tahun 2006, saya bertemu dengan seseorang di kelas kalkulus 8. And kids, that’s how I met your father.

Saya, terinspirasi oleh salah satu serial TV yang udah memasuki season terakhir, tentunya ingin memiliki anak-anak agar bisa membuat serial TV serupa. Maka, dengan semangat dan malu-malu, saya dan suami menemui dr. Nungky di sebuah rumah sakit untuk mendapatkan tips-tips pada tanggal 5 desember 2013. Setelah bertanya tentang beberapa hal, dr. Nungky langsung melakukan USG.

“Wah, ada kista coklat, Mbak”, ucapnya dengan nada santai.

“Oh, terus gimana? Bisa diilangin?” tanya saya dengan santai juga.

“Bisa. Ini yang satu 8 cm, satu 4 cm, satu lagi 3 cm. Metode buat menghilangkannya ada 2 macam, laparatomi dan laparoskopi”

Lapar apa?

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu tepat), tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono. M, 1996). Pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif Mansjoer, 2000). Ramali Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomy yaitu pembedahan perut, membuka selaput perut
dengan operasi. Sedangkan menurut Sanusi (1999), laparatomi adalah insisi pembedahan melalui dinding perut atau abdomen.

Laparoskopi adalah jenis prosedur pembedahan di mana sayatan kecil dibuat, biasanya di pusar, lalu suatu tabung penglihat (laparoskop) dimasukkan melaluinya. Laroskop adalah instrumen ramping yang pada dasarnya merupakan sebuah teleskop mini dengan sistem serat optik yang dapat menerangi bagian-bagian di dalam perut. Tabung penglihat ini memiliki kamera kecil sebagai mata. Hal ini memungkinkan dokter untuk memeriksa organ-organ perut dan panggul pada layar monitor yang terhubung dengan tabung. Sayatan kecil lainnya dapat dibuat untuk memasukkan instrumen untuk melakukan prosedur. Laparoskopi dapat dilakukan untuk mendiagnosis kondisi atau untuk melakukan beberapa jenis operasi. Prosedur ini kurang invasif daripada operasi perut biasa terbuka (laparotomi).

Dari sini udah mulai nggak santai.

“Kalau laparoskopi dikit kok yang dibedah, ada 1 sayatan 1 cm dan ada 2 sayatan 0.5 cm. Nanti bisa dilihat pakai kamera di monitor”

Cool!

“Tapi di sini belum ada alatnya. Jadi kalau mau, bisa saya rujuk ke rumah sakit yang bisa laparoskopi”. Lalu mbak dokter menyebutkan beberapa rumah sakit yang bisa melakukan laparoskopi. Setelah berunding sebentar, saya dan suami memutuskan *drumroll* untuk melakukan riset via google.

Akhirnya kami pulang dengan obat pengurang sakit haid.

Q: Emang selama ini sakit haid?
A: Dulu pas kuliah, akhir-akhir ini nggak

Q: Gejalanya apa?
A: Kalau saya, (mungkin gejala) pernah menstruasi lebih dari 2 minggu, (mungkin gejala) pernah pendaharan sekali waktu seminggu setelah menstruasi selesai, (mungkin gejala) pernah terlambat 2 minggu, dan (pasti gejala) belum hamil.

Back to story..

Seminggu setelah berkonsultasi dengan dr. Nungky dan beberapa kali menonton episode Symphony of Illumination, kami menetapkan hati untuk meminta dirujuk ke dr. Wachyu di RSB YPK Mandiri.

“Baik kok orangnya” kata dr. Nungky.

“Kenal?”

“Guru saya”

Lalu kami merasa telah memilih dokter yang terbaik, sama seperti yang dirasakan oleh banyak pasien dr. Wachyu lainnya. Super banyak pasien.

Kami menelpon pada hari jumat untuk booking bertemu dengan dr. Wachyu di hari senin.. Dan mendapat nomor urut 39, kabarnya jam 9 malam. Jam 9 malam hari senin 15 desember 2013, ternyata baru pasien urutan ke-28 yang sedang diperiksa oleh dr. Wachyu. Woot… Barulah pukul 11 malam, kami memasuki ruang periksa. Baru kali ini saya periksa ke dokter
semalam ini XD

Setelah membaca rujukan, dr. Wachyu mulai memeriksa saya. USG yang digunakan ada 2 macam, USG luar dan USG transvaginal. Dengan USG transvaginal ini, diketahui bahwa selain
kista, saya juga memiliki miom, sebesar 6 cm.

“Jadi, bisanya pakai laparatomi ya”

Oke.. Saya mencoret ide postingan blog tentang operasi dengan kamera dan joystick.

“Dijadwalkan tanggal 7 januari ya”.

Saya mengangguk. Dr. Wachyu lalu menuliskan jadwal operasi.

“dan Restya ini terlalu banyak hormon estrogennya, jadi makanan yang dihindari adalah makanan yang memicu estrogen, kedelai”

Oke..

“Daging, telur, ayam, tetap boleh makan” Yes.. Begitulah awal mula saya berkenalan dengan laparatomi.. dan karena saya lapar, saya akan mengakhiri postingan yang ini

Postingan bersambung.. Wait for it 😉

5

Cantik Sih, Tapiii….

Cewek 1 : “Si Mawar suka ama Marwan juga ya?”
Cewek2 : “Eh, Mawar yang mana nih?”
Cewek1 : “Ya itu, Mawar yang biasa.”
Cewek3 : “Oh yang hidungnya begini? ” (memperagakan gambaran hidung dengan ekspresi wajah aneh)
Cewek1 : “Iya, gue ngeliatnya kayak setan..”
Cewek2 : “Ih, si Marwan kok bisa sih suka ama Mawar?”
Cewek1 : “Mungkin karena Mawar eksis kali, Marwan pengen kebawa eksis.”
Cewek3 : “Ih iya, si Mawar eksis banget.”
Cewek1 : “Sok-sokan eksis aja sih dia..”

Gak sengaja ngedenger percakapan cewek-cewek cantik di angkot. Beneran gak sengaja, habis ngomongnya keras-keras sih 😛 Nyesel juga sih ngedenger percakapan kayak gini.. *tarik nafas, tahan emosi*

Yaaa.. emang manusia (katanya terutama cewek) suka ngomongin kejelekan orang lain. Kadang membandingkan-bandingkan orang lain dengan dirinya sendiri juga. Mungkin baru bisa bersyukur kali ya kalau orang lain itu keliatan kurang dari diri sendiri XD

Continue reading

2

A Letter: A Sweet-Old-Fashioned-Thing

Nggak sengaja ketemu bapak-bapak penjual amplop di Gasibu waktu jalan ama temen kosan. Jadilah kita membahas keberadaan surat yang hampir punah dalam kehidupan masa kini.  Konon semenjak adanya teknologi surel dan social media, makin jarang ada orang yang mengirimi saya surat berperangko dan ditulis dengan tangan. Ya…  dulu juga jarang sih 😛

Tapi saya pernah punya sahabat pena…
Kami berkenalan via majalah mentari, karena saya dapat undian hadiah multivitamin anak-anak dan alamat saya ditampilkan di majalah mentari. Dulu, rasanya excited banget setiap kali liat ada amplop nyelip di bawah pintu rumah saya. Deg-degan nungguin balesan surat 😛  Sayang gak berlanjut sampai sekarang dan saya juga sudah nggak inget siapa yang terakhir mengirim surat 😦 Untungnya, surat-surat dari si sahabat pena ini masih tersimpan di lemari depan rumah saya bersama beberapa surat dari teman-teman yang lain. Jadi mungkin saya bisa mencari sahabat pena saya ini di facebook.. ahaha.

Surat-menyurat offline (termasuk telegraf) memang sudah semakin jarang ditemukan. Namun bagi saya (dan mungkin bagi orang lain juga),  hal yang jarang ini akan menjadi hal yang spesial.

Continue reading

2

In Case I’m Trapped in “Galau” Condition

Sejujurnya, sampai saat ini saya belum tahu persis siapa yang pertama kali mempopulerkan kata “galau” dan bagaimana asal-usulnya sampai hampir semua orang yang saya kenal pernah menggunakan kata ini. Kata “galau” bisa muncul dalam percakapan sehari-hari seperti:

  1. Aduh, gue galau nih
  2. Huaa… galauuu
  3. Aku galauuu..
  4. Eits, kalau galau jangan risau
  5. Pakai anti galau, gratis facebook seharian…

Sejujurnya lagi, postingan ini dibuat karena saya bosen mendengar kata “galau”. Nah, makanya mari kita mempopulerkan penggunaan sinonim kata “galau”: berat otak, bimbang, bingung, cemas, gelisah, hilang akal, kacau, karut, keruh, khawatir, kusut, nanar, pakau, resah, ribut, risau, semak hati, senewen, sesat pusat, terombang-ambing, was-was.


Tapi sinonimnya kata “galau” juga nggak ada yang menyenangkan. Saya jadi galau senewen sesat pusat bingung.

IMO, galau bimbang itu proses yang wajar terjadi kalau sedang menemui persimpangan. Nanar itu wajar selama porsinya juga wajar.

IMO lagi, idealnya ada penangkal untuk hati yang gelisah. Waktu baca-baca, nemu beberapa tips yang mungkin berguna. Mumpung inget dan belum berat otak, dicatet di sini. Kali-kali aja tiba saatnya saya mengalami keresahan.

1. Bergerak.
Melakukan suatu tindakan bisa mengatasi kecemasan. Karena biasanya, kekhawatiran itu muncul di kala sendiri dan nggak ngapa-ngapain XD

2. Tersenyum.
Mengutip suatu buku yang bilang bahwa  kondisi jiwa dan kondisi fisik itu saling mempengaruhi. Jadi, tersenyum itu bisa memberi secercah ketenangan di tengah lautan kerisauan.

 Always remember to be happy because you never know who’s falling in love with your smile. – Anonym

3. Mengingat Allah.
Entah saya pantes atau nggak buat nulis poin ini. Soalnya saya sendiri sering grusa-grusu dan nge-deadline sholat. Ehm, tapi  kalau was-was dan lagi inget buat istighfar jadinya lebih tenang. Berasa kayak abis curhat, hehe 😀

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS13:48)

Gitu-gitu.. Moga-moga bisa selalu inget buat nggak sering-sering hilang akal resah. Moga-moga kalaupun sedang nanar bisa segera bangkit dan kembali bersinar ^^

Sources:

  1. Al Qur’an Digital
  2. Arti Kata: http://www.artikata.com/arti-327620-galau.html
  3. How to Win Friend and Influence People. Dale Carnegie.
  4. Productive Muslim: http://www.facebook.com/productivemuslim
  5. Sinonim Kata: http://www.sinonimkata.com/sinonim-151914-galau.html
  6. TV commercials XD