“Laparatomi”, berikut kata dr. Wachyu yang kami datangi dengan harapan si bapak dokter akan melakukan laparoskopi.
“Hooo..” saya mengangguk-angguk
“Jadi, menstruasinya minggu depan? Operasi sebelum itu ya?”
Jelegar!
“Kecepetan?”
Mari kita mulai dari awal cerita.
Pada tahun 2006, saya bertemu dengan seseorang di kelas kalkulus 8. And kids, that’s how I met your father.
Saya, terinspirasi oleh salah satu serial TV yang udah memasuki season terakhir, tentunya ingin memiliki anak-anak agar bisa membuat serial TV serupa. Maka, dengan semangat dan malu-malu, saya dan suami menemui dr. Nungky di sebuah rumah sakit untuk mendapatkan tips-tips pada tanggal 5 desember 2013. Setelah bertanya tentang beberapa hal, dr. Nungky langsung melakukan USG.
“Wah, ada kista coklat, Mbak”, ucapnya dengan nada santai.
“Oh, terus gimana? Bisa diilangin?” tanya saya dengan santai juga.
“Bisa. Ini yang satu 8 cm, satu 4 cm, satu lagi 3 cm. Metode buat menghilangkannya ada 2 macam, laparatomi dan laparoskopi”
Lapar apa?
Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu tepat), tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono. M, 1996). Pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif Mansjoer, 2000). Ramali Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomy yaitu pembedahan perut, membuka selaput perut
dengan operasi. Sedangkan menurut Sanusi (1999), laparatomi adalah insisi pembedahan melalui dinding perut atau abdomen.
Laparoskopi adalah jenis prosedur pembedahan di mana sayatan kecil dibuat, biasanya di pusar, lalu suatu tabung penglihat (laparoskop) dimasukkan melaluinya. Laroskop adalah instrumen ramping yang pada dasarnya merupakan sebuah teleskop mini dengan sistem serat optik yang dapat menerangi bagian-bagian di dalam perut. Tabung penglihat ini memiliki kamera kecil sebagai mata. Hal ini memungkinkan dokter untuk memeriksa organ-organ perut dan panggul pada layar monitor yang terhubung dengan tabung. Sayatan kecil lainnya dapat dibuat untuk memasukkan instrumen untuk melakukan prosedur. Laparoskopi dapat dilakukan untuk mendiagnosis kondisi atau untuk melakukan beberapa jenis operasi. Prosedur ini kurang invasif daripada operasi perut biasa terbuka (laparotomi).
Dari sini udah mulai nggak santai.
“Kalau laparoskopi dikit kok yang dibedah, ada 1 sayatan 1 cm dan ada 2 sayatan 0.5 cm. Nanti bisa dilihat pakai kamera di monitor”
Cool!
“Tapi di sini belum ada alatnya. Jadi kalau mau, bisa saya rujuk ke rumah sakit yang bisa laparoskopi”. Lalu mbak dokter menyebutkan beberapa rumah sakit yang bisa melakukan laparoskopi. Setelah berunding sebentar, saya dan suami memutuskan *drumroll* untuk melakukan riset via google.
Akhirnya kami pulang dengan obat pengurang sakit haid.
Q: Emang selama ini sakit haid?
A: Dulu pas kuliah, akhir-akhir ini nggak
Q: Gejalanya apa?
A: Kalau saya, (mungkin gejala) pernah menstruasi lebih dari 2 minggu, (mungkin gejala) pernah pendaharan sekali waktu seminggu setelah menstruasi selesai, (mungkin gejala) pernah terlambat 2 minggu, dan (pasti gejala) belum hamil.
Back to story..
Seminggu setelah berkonsultasi dengan dr. Nungky dan beberapa kali menonton episode Symphony of Illumination, kami menetapkan hati untuk meminta dirujuk ke dr. Wachyu di RSB YPK Mandiri.
“Baik kok orangnya” kata dr. Nungky.
“Kenal?”
“Guru saya”
Lalu kami merasa telah memilih dokter yang terbaik, sama seperti yang dirasakan oleh banyak pasien dr. Wachyu lainnya. Super banyak pasien.
Kami menelpon pada hari jumat untuk booking bertemu dengan dr. Wachyu di hari senin.. Dan mendapat nomor urut 39, kabarnya jam 9 malam. Jam 9 malam hari senin 15 desember 2013, ternyata baru pasien urutan ke-28 yang sedang diperiksa oleh dr. Wachyu. Woot… Barulah pukul 11 malam, kami memasuki ruang periksa. Baru kali ini saya periksa ke dokter
semalam ini XD
Setelah membaca rujukan, dr. Wachyu mulai memeriksa saya. USG yang digunakan ada 2 macam, USG luar dan USG transvaginal. Dengan USG transvaginal ini, diketahui bahwa selain
kista, saya juga memiliki miom, sebesar 6 cm.
“Jadi, bisanya pakai laparatomi ya”
Oke.. Saya mencoret ide postingan blog tentang operasi dengan kamera dan joystick.
“Dijadwalkan tanggal 7 januari ya”.
Saya mengangguk. Dr. Wachyu lalu menuliskan jadwal operasi.
“dan Restya ini terlalu banyak hormon estrogennya, jadi makanan yang dihindari adalah makanan yang memicu estrogen, kedelai”
Oke..
“Daging, telur, ayam, tetap boleh makan” Yes.. Begitulah awal mula saya berkenalan dengan laparatomi.. dan karena saya lapar, saya akan mengakhiri postingan yang ini
Postingan bersambung.. Wait for it 😉
-6.216851
106.764357